“pernah ada pendekar datang kesini”
“ha? pendekar? bawa pedang? golok? atau senapan?”
“hmmm”
“trus ada yang luka?”
“eh ehm”
“gimana ceritanya kok bisa gitu sih?”
“jadi ceritanya..”
Di suatu hari yang gelap, ada petir menyambar (ini kok drama banget ya hahaha) lalu ada seorang pria datang ke Equal Coffee. Pria itu memesan secangkir kopi untuk menemani malamnya. Awalnya kami tidak merasa aneh, kemudian dengan piawai si pria itu menyebutkan angka-angka yang harus kami turuti. Eh, maksudnya bukan angka nominal uang ya! Angka angka seperti kopi diseduh selama 7 menit, cara mengaduknya harus searah jarum jam, bahkan sampai meminta air dengan suhu tertentu untuk menyeduh kopinya.
Hehe, tentunya barista kami mengetahui sifat dan karakter kopi yang disediakan untuk tamu. Sama seperti hati, kopi juga butuh perasaan untuk membuatnya. Pengunjung dengan model seperti itu biasa kami sebut dengan PENDEKAR. Setelah pria itu, banyak juga pendekar-pendekar lain berdatangan dan kami layani dengan segenap hati.
Begitulah sedikit cerita tentang salah satu pelanggan yang unik di Equal Coffee. Diceritakan langsung oleh pemiliknya, Mas Afif. Oh ya, ternyata Mas Afif tidak sendiri sebagai pemilik Equal Coffee. Mas eh atau Pak Wahyu yang saat ini berdomisili di London juga pemilik Equal Coffeeyang banyak memberi masukan bagaimana rupa kedai kopi di ibukota Inggris. Bukan tentang menu kedai kopi, lebih kepada pelayanan kepada pelanggan. Untuk menu, tentunya Mas Afif lebih paham bagaimana minat di Malang.
Meski baru dibuka september 2016, cafe yang lebih ramai dikunjungi saat malam hari ini sudah memiliki tampilan yang berbeda. Awal buka, dengan modal cukup untuk menyewa satu ruko, kini sudah melebar ke tanah kosong di samping ruko yang kemudian dibangun bangunan semi terbuka. Hamparan sawah yang ada di sebrang dan belakang cafe menciptakan suasana yang asri dan sejuk. Kebisingan kehidupan sejenak terlupakan saat menikmati Blackforest Latte. Meskipun menu andalannya adalah kopi, beberapa minuman juga terpapar di daftar menu. Untuk yang ngopi tapi tidak minum kopi tetap bisa menikmati senja di tempat ini.
Terletak di perbatasan Kota Batu dan Malang tepatnya di Jl. Dermo 169 Jetak Lor Mulyoagung Dau Malang ini (lengkap amat yak, harap maklum karna deket rumah nih :p) bisa menampung sekitar 150 orang, lho! Wah, gak heran kalau banyak yang betah di Equal Coffee. Hijaunya alam beradu dengan pesatnya pertumbuhan industri jadi sorotan untuk dekorasi Equal Coffee. Tidak bisa dipungkiri, kita (aku dan kamu kamu kamu) sangat butuh ruang hijau untuk sekedar minum kopi bukannya selfie.
Ngomong-ngomong selfie, dekorasi Equal Coffeeemang cocok dipakai selfie tapi saat kembali kesana akan menemukan dekorasi yang sama. Bukannya tidak mau memanjakan pelanggannya yang doyan selfie, Equal Coffeejauh lebih peduli dengan kenyamanan pelanggan melalui interaksi. Equal Coffeemencoba menjadi jembatan dari yang kongkow alias nongkrong hanya mengobrol sana sini tanpa hasil yang jelas menjadi kongkow yang bermanfaat. Membahas pekerjaan, tugas kuliah, membicarakan hobi, banyak hal positif yang bisa dilakukan jika bekerja bersama.
Selain terus melakukan interaksi dengan pelanggan secara personal atau komunitas, Equal Coffeejuga membuka workshop bagi masyarakat umum. Workshop tentang kopi mulai dari pengenalan kopi hingga melihat langsung alat yang digunakan, seperti alat roasting yang diimpor dari Jember (hehe, udah berharap impor dari Ingris ya?). Tenang saja, workshop ini gratis cukup membeli konsumsi di Equal Coffee. Semua pelanggan bisa melihat langsung bagaimana kopi sampai makanannya. Bagi yang mau lebih mendalami tentang kopi, ada juga kelas khusus membahas secara lebih detail tentang kopi dan pengolahannya.
Mau ngopi pagi? bisa
Mau ngopi siang? bisa
Mau ngopi malam? bisa
Buka mulai pukul 8 pagi sampai jam setengah 2 dini hari, Equal Cafe siap melayani pelanggan dengan kopi Arjuna, Garut, Agopuro, Songgoriti, Sirampong, Bali, Gayo dan jika beruntung bisa juga menikmati kopi dari negara dengan lambang 3 ekor singa, Inggris. Setiap kopi punya ciri khasnya masing-masing. Robusta yang cenderung pahit atau Arabica dengan rasa asam manis pahit semuanya dipetik oleh petani kopi. Harapannya, pelanggan Equal Coffee turut bangga dengan produk lokal terutama kopi karena banyak kopi di Indonesia dengan rasa yang istimewa.
Mas Afif yang hampir setiap pagi datang ke Equal Coffee untuk mempersiapkan gilingan kopi yang pas itu (tidak kasar juga tidak terlalu halus) juga melakukan roasting 14 sampai 30 kilo kopi dalam sepekan. Lulusan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang ini berharap bisa memiliki cabang baru untuk Equal Coffee dan bisa bertahan di tengah ombak ganas persaingan usaha. Setiap pelanggan yang masuk ke Equal Coffee adalah sama. Ya, perlakuannya sama tidak ada jarak antara pelanggan satu dengan yang lain. Equal Coffee dengan slogan #NoServedCoffeeForWastingTime ini berharap bisa menjadi media penyeimbang diantara masyarakat.
Informasi:
Harga minum mulai 10K
Harga snack mulai 10K
Harga makanan mulai 15K
Tersedia mushola, toilet, LCD proyektor, sound system
Instagram @equalcoffee.mlg
Semoga semua keinginan dikabulkan dan selamat makan malam 🙂
1 Comment. Leave new
awas ada pendekaaar hhahaha