– Cara menjadi Freelancer –
“Ica kerja dimana sekarang?”
“di rumah”
“hahaha, kerja apa di rumah? beberes rumah ya?”
“hehehe, anggap saja begitu”
Sering ditanya begitu?
sering banget!
Bahkan banyak juga dari mereka yang mencibir, emang kerja apa kok di rumah, kerja itu ya di kantor, bahkan ada juga yang ooh nganggur dong berarti.
Sama seperti pertanyaan kapan nikah? pertanyaan macam itu akan kujawab dengan bercanda saja, kuanggap mereka belum paham tentang freelancer.
Emangnya freelancer itu apa sih?
free= bebas
lancer = salah satu merk mobil
freelancer = mobil yang bebas
Bukan begitu, Esmeralda!
Bekerja sebagai freelancer bisa mencakup banyak bidang seperti designer, blogger, penulis, bahkan sampai jadi selebgram. Memang seorang freelancer tidak terikat dengan satu perusahaan dan waktu bekerja, tapi seperti kata mba Ani Berta saat event Workshop bersama
komunitas ISB (Indonesia Social Blogger) “Create Opportunities from Blogging yang didukung Indosat Ooredo “freelancer itu harus punya disiplin diri”
Nah hayo, siapa yang tertampar-tampar seperti diriku ini?
Mari kita bergandengan tangan untuk menjadi freelancer yang baik dan beradab.
Mba Ani Berta yang resign dari pekerjaan accounting setelah bekerja lebih dari 13 tahun itu memutuskan untuk menjadi blogger dan content writer. Tidak hanya mba Ani Berta, workshop yang dilaksanakan pada 5 Mei 2019 lalu itu ada 3 blogger cantik lain yang siap ‘menampar-nampar’ dengan masing-masing keahliannya. Mba Dama Vara dengan kaos maroon ditambah scraft yang menjuntai di lehernya itu ternyata seorang IT support dan designer grafis. Mba Riri Restiani si kecil-kecil cabe rawit karena dia adalah seorang beauty blogger dan entrepreneur di bidang craft. Terakhir ada yang bagian penting dan bikin pusing hihihi mba Liswanti Pertiwi seorang finance blogger dan sosmed specialist.
Hmm hmm hmm
Daripada galau mikirin jawaban untuk pertanyaan ‘serius kerja di rumah?’ lebih baik senyumin aja dan ikuti langkah ke empat wanita cantik yang udah kusebutkan di atas
Kenali dulu dirimu
Siapa kamu? bagaimana kamu ingin dikenal?
Jadi teringat kata-kata dari Jeff Bezoz, pak boss nya Amazon “Brand anda adalah apa yang dibicarakan orang ketika anda sedang tidak didalan ruangan yang sama”
Apakah mau dikenal sebagai penulis? atau pebisnis? atau keduanya seperti mba Riri Restiani yang sukses menjalankan bisnis sambil terus menulis?
Mengenali diri sendiri memang tidak mudah tapi bisa dilakukan dengan terus melakukan kegiatan yang disenangi, jeli melihat hal di sekitar, dan tentunya yakin dengan kemampuan diri.
Show the world
Setelah mengenal siapa dirimu, mulailah tampilkan kepada dunia. Salah satunya dengan tampilan blog yang menawan dan mudah dikenali. Misalnya kamu ingin dikenal dengan image yang simpel dan menyenangkan maka pilihlah warna ceria untuk tema blogmu. Ternyata warna ceria pada tema saja belum cukup, perlu ada sentuhan grafis untuk penunjang artikel-artikel menarikmu. Mba Dama Vara menggunakan aplikasi Canva untuk membuat konten dan Pinterest untuk mencari ide-ide segar seputar dunia grafis.
Pernah merasakan masakan keasinan? gimana rasanya? jadi ga nyaman di lidah ya!
Sama juga dalam dunia grafis, kalau terlalu banyak efek atau tulisan yang bikin keriting mata akan ga nyaman di mata dan membuat orang malas lihat apalagi buat baca kelanjutannya.
dua gambar dan tulisan yang sama tapi bikin nyamannya beda |
Disiplin
Patuhi segala peraturan yang dibuat untuk diri sendiri. Sehari harus menulis 1 artikel, harus lari minima 500 langkah, harus membuat desain untuk postingan blog, kepoin sosmed gebetan eh ini enggak ya!
Disiplin ga lepas dari pembagian waktu yang tepat, 3 tips dari mba Ani Berta yang bisa dilakukan adalah:
- Buat jam kerja rutin setiap hari, sehari 8 jam (bebas aja mau 2 jam pagi, tambah 4 jam siang, dan seterusnya)
- Punya skala prioritas, pekerjaan sama liburan penting mana? kalau emang butuh liburan, silahkan liburan dulu agar otak lebih fresh menjalankan pekerjaan. Tapi kalau pekerjaan udah deket deadline yaa selesein kerjanya dulu, Maliih
- Manfaatkan teknologi digital untuk kerja dan meeting remote, yang ini para freelancer wajib tahu mana teknologi yang harus dimiliki untuk mempermudah pekerjaannya
Udaah, ga perlu muluk-muluk cukup 1 artikel tapi istiqomah lebih baik daripada 5 artikel tapi sehari nulis 3 bulan libur (ngaca woy ngacaa!)
Freelancer itu leha-leha aja kok!
Sini mana yang ngomong kalau freelancer itu kerjaannya leha-leha lalu dapat uang, aku juga mau hehehe. Freelancer yang apalagi kerjanya di rumah bebannya jauh lebih besar dari yang kerjanya di kantor. Kenapa? sederhananya begini, pas lagi semangat-semnangatnya nulis eeh dipanggil Umik buat anterin ke pengajian, eeh ga lama ada tamu, bentar lagi cucian udah selese hiya hiya hiyaa. Begitulah balada seorang freelancer yang kerjanya di rumah. Begitulah, menjadi freelancer harus setidaknya dua kali lebih cerdas dalam mengatur segala hal.
Rencanakan, lakukan, evaluasi. Sederhana dan banyak orang sukses melakukannya. Ga perlu sambat, yang perlu itu dilakukan mulai sekarang bukan besok atau 5 menit lagi, ya!
Aturlah keuanganmu
Lha ini dia paparan dari mba Liswanti Pertiwi yang penting tapi bikin pusing hahaha. Gapapalah ya pusing sekarang daripada pusing nanti saat uang habis entah kemana larinya. (hee ga usah curhaat)
Pertama, baca Qur’an dan maknanya
Kedua, solat malam dirikanlah
Ketiga, eehhh kok malah begini
Pertama-tama untuk mengatur keuangan pastikan semua DICATAT, sengaja pakai capslock biar terbaca duluan dan dilaksanakan dengan hati ikhlas. Berapapun pemasukan dan pengeluaran, catatlah. Malas bawa catatan? sekarang mah udah banyak aplikasi gratis di smartphone yang gampang penggunaannya.
Lanjuut, setelah dicatat pemasukannya jangan mudah berucap ‘iih lucu niih’ lalu khilaf membeli barang yang diinginkan bukan yang dibutuhkan. Hei wanita-wanita sini merapat dan hilangkan kebiasaan itu.
Aturlah pos-pos pengeluaran keuangan seperti dibawah ini
Keuangan ideal:
Zakat dll: 5%
Cicilan utang: 30%
Dana darurat: 10%
Biaya hidup: 30%
Gaya hidup: 10%
Investasi: 15%
Jika biaya hidup dan cicilan hutang sudah ada yang menanggung bisa memilah pengeluaran seperti dibawah ini:
Zakat dll: 5%
Dana darurat: 10%
Tabungan: 40%
Gaya hidup: 5%
Investasi: 40%
Angka-angka tiap pos diatas bisa jadi acuan dan bisa berubah sesuai kebutuhan asalkan tau mana yang harus lebih besar dari apa. Misalkan biaya hidup harus lebih besar dari gaya hidup, jangan terbalik.
Peserta dan pemateri Workshop ISB x Indosat Ooredo |
Dari semua paparan di atas yang terpenting dan utama adalah pastikan kamu adalah orang yang fokus untuk mengejar meraih impian, menikmati proses dan percaya pada hari kiamat. Sampai jumpa di tulisanku berikutnya, jangan lupa CATAT semua yang penting. CATAT.
4 Comments. Leave new
Tengkyu kak remindernya. Harusnya pemasukan aku kalo dicatat dan dikasih post masing-masing udah bisa beli laptop ya .
Duuh jadi malu karena hasil freelancer begini malah gak tau udah kemana-mana.
Setuju sista, freelance itu berat dan harus mendisiplinkan diri agar bisa maju dan sukses
Saya yg kerja tetap aja pingin lho Mbak jd freelancer. Apalagi udah selesai koreksian UAS begini menghadapi mahasiswa yg complain nilai hadehhhh pingin behibernasi ajadehhh
Jadi freelancer memang luar biasa. Yang harus dihadapi bukan bos atau rekan kerja, tapi kemalasan diri sendiri. Itu berat kadang – kadang