M endesain dengan menggerakkan tetikus adalah aktivitas yang menyenangkan. Tidak hanya itu, corat-coret menggunakan pensil atau pena membuat ide muncul dengan lancar. Tak heran, saat berdiskusi aku lebih sering mengambil kertas sebagai media untuk mencurahkan gagasan dan inovasi. Ekspresi kreativitas lebih lega dan nyata saat menggunakan pena.

Menuangkan ide menggunakan pena tidak hanya dalam bentuk tulisan. Bahkan saat masih kuliah, buku catatanku banyak gambar yang terselip di antara deretan tulisan tangan. Materi perkuliahan rasanya lebih mudah diterima otak dengan adanya ilustrasi yang kubuat sendiri. Sampai sekarang, jika sedang menunggu makanan datang tanganku suka gatel buat corat-coret di struk pemesanan atau gelas kertas.

Menggambar dan mewarna kerap kali menjadi aktivitas refreshing saat jenuh dengan rutinitas pekerjaan. Sebagai salah satu pengurus Komunitas Tabrak Warna Malang, terkadang aku turut andil dalam pembuatan gambar yang kemudian diperbanyak untuk diwarnai. Waktu itu kami membuat event mewarna di tote bag dengan media kain. Dari beberapa gambar yang ada, gambarku menjadi pilihan untuk dicetak di tas tersebut.

Buku Indonesia Mewarnai membawa karyaku diabadikan bersama 16 ilustrator lain, dengan mengusung tema cinta tanah air. Bangga rasanya saat gambar kerupuk, orang indonesia, indomie, dan ketupat yang aku buat dapat diwarnai orang lain. Mempelajari desain grafis merupakan langkah pengembangan diri dariku yang suka dengan dunia gambar.

Sempat berkeinginan membeli drawing pen atau tablet. Namun, banyaknya perangkat yang harus dibawa saat ke luar rumah mengurungkan niatku. Melalui stylus pen yang melengkapi ASUS ZenBook Flip S (UX371), membuatku semakin jatuh cinta. Tak perlu repot membawa banyak perangkat, cukup dengan satu laptop sudah dapat memenuhi kebutuhanku. Gimana tidak mupeng coba? Bisa bebas berkreasi!